PROFIL
Kabupaten Madiun merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Timur yang berada di kaki Gunung Wilis dan Gunung Lawu. Kabupaten Madiun memiliki wilayah seluas 101.086 Ha atau 1.010,86 Km2. Secara astronomis, Kabupaten Madiun terletak pada 1110 25′ 45” – 1110 51 ‘ Bujur Timur dan 70 12′ –70 48′ 30” Lintang Selatan. Dikenal dengan sebutan Kota Brem dan Kota Kampung Pesilat. Bermacam kesenian di Kabupaten Madiun lain diantaranya yaitu, Dongkrek, orkes melayu, campursari, karawitan, ketoprak, reog, organisasi budaya, hadroh, ludruk, sanggar tari, sanggar seni, sanggar seni pencak silat, jedor, gembrung Selain kesenian, Madiun memiliki tradisi bersih desa yang beragam, karena setiap desa memiliki tradisi bersih desa yang berbeda–beda, baik dalam bentuk ritual atau dalam jadwal pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan merupakan tradisi turun temurun yang memiliki perjalanan sejarah yang panjang.
CORAK BUDAYA
Sebagai kota yang terletak diujung paling barat Jawa Timur dan secara antropologis Madiun dikelompokkan dalam sub-kultur Mataraman, Madiun termasuk kota yang terpengaruh budaya Mataraman secara mutlak. Bisa jadi karena, Madiun memiliki sejarah dan hubungan dengan Keraton Yogyakarta. Ciri khas budaya mataraman adalah adanya pelapisan sosial (stratifikasi sosial) berdasarkan status sosial garis keturunan, yang diwakili oleh Retno Djumilah yang diangkat menjadi menantu Keraton Mataraman.
Pakem Mataraman mengalami perbedaan mendasar di Madiun. Berbeda dari kelompok sub kultur Mataraman yang lain, masyarakat Madiun juga sangat menghormati tokoh-tokoh “informal” di luar garis keningratan keraton. Seperti halnya, “Kyai Sepuh”. Kyai Sepuh merupakan sosok informal yang dituakan dan dijadikan panutan karena, dianggap sebagai orang yang memiliki tingkat Ilmu Religi yang tinggi sehingga sudah menjalani laku kehidupan lengkap dan mampu mengendapkannya dalam sikap teladan yang baik.
Religiusitas masyarakat Madiun tidak hanya berdasar agama yang telah diakui Pemerintah tetapi juga berdasar kepercayaan kepada Tuhan YME baik yang tergabung dalam majelis Luhur Kepercayaan Indonesia Kabupaten Madiun ataupun belum tergabung yang masih berkembang di Kabupaten Madiun, pada masyarakat madiun yang menjalankan ritus berdasar kepercayaan animisme-dinamisme.
Ilmu kebhatianan tumbuh subur di Madiun, tradisi keilmuan masyarakat bertumpu pada ilmu mendekatkan diri kepada Tuhan. Ideologi kebhatinan mendorong masyarakat menjalani aktivitas “prihatin” yang biasa disebut dengan laku (mengurangi aktifitas duniawi, misalnya dengan puasa dan bertapa) atau “nglakoni” (melatih kekuatan jiwa dengan melalui pengendalian diri dari berbagai hal yang bersifat duniawi). Orang yang berhasil melakukan dengan baik, akan lahir menjadi seorang yang ahli di bidang kebhatianan.
OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN
- MANUSKRIP
Ada beberapa manuskrip kuno yang masih tersimpan di Kabupaten Madiun, diantaranya adalah Buku Sejarah Madiun, Kitab Muta Shorof, Kitab Sejarah Paguyuban Sapta Sila, Kitab Fiqih, Kitab Al-Quran, Buku Ensiklopedi Perguruan Ilmu Sejati, Buku Sejarah Dong Krek, Kitab Akidah Tauhid, Kitab Akidah Kewalian Dan Pertanyaan Jawab Sholat Kematian, Dan Kitab Alfiah Dasar – Dasar Bahasa Arab.
- TRADISI LISAN
Tradisi Lisan yang berkembang di Kabupaten Madiun diantaranya adalah Cerita Keris Tundung Mediun, Cerita Raden Ajeng Retno Djumilah, Cerita Dongkrek Madiun, Cerita Kerajaan Gelang-gelang, Cerita Berdirinya Masjid Basyariyah Sewulan, Cerita Putri Cacing Dolopo, Cerita Ratu Kencana Wungu, dan Cerita Nyai Lambang Kuning Desa Nglambangan.
- ADAT ISTIADAT
Adat istiadat yang masih dilestarikan di Kabupaten Madiun diantaranya adalah Upacara Kelahiran, Upacara Tingkepan, Upacara 7 Bulanan (Piton-piton), Tradisi Lamaran, Upacara Pernikahan, Upacara Kematian, Upacara Labuhan Tulak Bilahi Desa Krebet, Bersih Desa, Pembagian Warisan, Pembagian Air Irigasi, Metil (Panen Padi), Tradisi Syukuran Kemerdekaan, dan Tradisi Sungkeman Silaturahmi.
- PENGETAHUAN TRADISIONAL
Pengetahuan tradisional di Kabupaten Madiun meliputi Penyehat Tradisional, jamu Tradisional, Pecel Madiun, Brem Madiun, Batik, Pembuatan Gula Merah dari tebu, dan Pembuatan Manco Tambak Mas Kebonsari.
- TEKNOLOGI TRADISIONAL
Teknologi tradisioal di Kabupaten Madiun diantaranya adalah Teknologi Pembuatan Gerabah, Teknologi Alat Dongkrek, Teknik Canting, Teknik Ani – ani, Teknik Pembuatan Jamu Gendong, Cikar, Dokar, Teknik Pembuatan Pusaka (Pande Besi), Klutuk dan Teknik pembuatan Pawonan.
- SENI
Kesenian di Kabupaten Madiun diantaranya adalah Al-Banjari, Campursari, Tari, Hadrah/Rebana, Sanggar Pencak Silat Seni (Kampung Pesilat), Gembrungan, Teater, Karawitan, Ludruk, Seni Lukis, Reog, Seni Ukir, Dongkrek, Seni Sastra Jawa ( Mocopat, Ketoprak Orek – Orek Madiun, Pedalangan (Wayang Kulit), Thuk – Thuk Brok, Tayub, dan Jaranan.
- BAHASA
Bahasa yang berkembang di Kabupaten Madiun secara umum ada dua, yakni Bahasa Isyarat dan Bahasa Jawa Dialek Madiun.
- PERMAINAN RAKYAT
Permainan rakyat di Kabupaten Madiun diantaranya adalah Cublek-cublek Suweng, Enthik/Patil Lele, Congklak (Dakon), Gasing, Engkling, Jamuran, Betengan, Layangan, Sekongan / Petak Umpet, Bekelan, Nekeran, Egrang, Dam-daman, Macanan, Mulmulan, Karetan, dan Boy-boy nan.
- OLAHRAGA TRADISONAL
Olahraga tradisional di Kabupaten Madiun diantaranya adalah Pencak Silat, Egrang, Dagongan, Hadan (Gobak Sodor) dan Terompah Panjang (Bakiak).
- CAGAR BUDAYA
Kabupaten Madiun memiliki banyak cagar budaya, diantaranya adalah Situs Ngurawan, Situs Kedondong,Watu lesung, Kebonsari, Situs Sewulan, Situs Banjarsari (Masjid), Prasasti Mruwak, Bekas Pembantu- Bupati Uteran, Prasasti Bibrik dan Klagenserut, Situs Nglambangan, Situs Monumen Kresek, Situs Candi Wonorejo, Kelompok Arca Mejayan, Makam Kuncen Caruban, Situs Makam R. Prawirodipuro, Situs Mangiran, Situs Pendopo Muda Graha, Masjid Sewulan (Situs Sewulan) dan Masjid Sewulan Banjarsari.